Arsip Blog

Minggu, 02 April 2017

Makalah Manajemen Proyek Agribisnis PT. Damai Jaya Lestari

MATA KULIAH
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
Laporan Praktek Lapang Di PT. DAMAI JAYA LESTARI
Oleh :
                ERIANTO
              ( D1A115060 )
 Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Azhar Bafadal M.Si








PROGRAM STUDI / JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017








KATA PENGANTAR









AssalamuAlaikumWarahmatullahiwabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladannya kepada kita semua.

Berkat kesabaran dan kerja keras akhirnya penulisan laporan  ini dapat diselesaikan dengan sedemikian rupa.

Dalam proses penyusunan laporan ini penulis mengalami berbagai kendala, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulisan laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut berperan dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, karenanya dengan rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak, amin.








Kendari,  26 November 2016



 
  Penulis








DAFTAR ISI
                                                                                                           
        Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I  PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................      
1.2. Tujuan Penulisan..............................................................................      
BAB II GAMBARAN SEKILAS PERUSAHAAN
2.1.   Sejarah Perusahaan..........................................................................      
2.2.   Susunan Organisasi..........................................................................           
2.3.   Komposisi Modal Perusahaan.........................................................      
2.4.   Kontribusi PT DJL terhadap pembangunan di Konawe Utara.......      
BAB III ANALISIS INVESTASI
3.1. Deskripsi Investasi dan Pembiayaan Perusahaan...........................      
3.2. Ketersediaan Bahan Baku..............................................................      
3.3. Aspek Produksi dan harga Produk.................................................    
3.4. Pemasaran dan Peramalan Produk..................................................   
3.5. Evaluasi Kelayakan Usaha.............................................................    
BAB  IV HASIL KEGIATAN LAPANGAN
 4.1. Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Konawe Utara..........   
 4.2. Luas Areal pada Perusahaan PT Damai Jaya Lestari......................   
 4.3. Deskripsi Perkebunan Sawit di PT Damai Jaya Lestari..................    
 4.4. Jenis-Jenis Kelapa Sawit di PT Damai Jaya Lestari........................    
 4.5. Pembibitan Kelapa Sawit................................................................   
 4.6. Fasilitas yang di Berikan oleh PT DJL pada karyawan
               Pekerja Kelapa Sawit......................................................................   

BAB V KESIMPULAN

 5.1. Kesimpulan.....................................................................................   

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................    
LAMPIRAN







BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di hutan belantara negara tersebut. Kelapa sawit masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1848 dibawa dari Marnitius dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda. Bibit kelapa sawit yang berasal dari kedua tempat tersebut masing-masing berjumlah dua batang dan pada tahun itu juga ditanam di kebun Raya Bogor. Hingga saat ini dua dari empat pohon tersebut masih hidup dan diyakini sebagai nenek moyang kelapa sawit yang ada di Asia Tenggara. Sebagian keturunan kelapa sawit dari kebun Raya Bogor tersebut telah diproduksi ke Deli Serdang (Sumatera Utara) sehingga dinamakan varietas Deli Dura (Hadi, 2004).

Perkembangan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesat pada tahun 1969. Pada saat itu luas areal perkebunan kelapa sawit adalah 119.500 ha dengan total produksi minyak mentah (CPO dan KPO ) 189.000 ton per tahun. Diperkirakan produksi minyak sawit Indonesia akan mencapai 9,9 juta ton pada tahun 2005. Tetapi disayangkan pertambahan luas areal tidak dibarengi dengan peningkatan produktifitas yang optimal dan masih jauh dibawah standar. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) banyak tumbuh subur di daerah yang memiliki iklim tropis. Pada daerah ini matahari bersinar sepanjang hari dengan curah hujan yang cukup tinggi serta rata-rata suhu 22°C sampai 32°C pada ketinggian 500 m dari permukaan laut. Kondisi ini memungkinkan kelapa sawit sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia dan lahan yang cukup luas. Keberhasilan pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia tidak terlepas dari ketersediaan faktor pendukung, salah satu diantaranya ketersediaan bahan tanam unggul kelapa sawit.

Kelapa sawit memiliki banyak manfaat dalam penggunaannya. Selain minyak sawit yang dihasilkan oleh daging buah (Mesokarp) yang dikenal dengan CPO (Crude Palm Oil), kelapa sawit juga menghasilkan minyak inti sawit yang dihasilkan dari inti sawit yang dikenal dengan minyak inti sawit atau Palm Kernel Oil (PKO). Dari keduanya dapat dibuat berbagai jenis produk lainnya. Pabrik pengolahannya disebut refineri dan ekstraksi. Dari sini akan keluar lagi beberapa jenis minyak, ada yang sudah siap pakai dan ada yang harus diproses untuk menjadi produk lainnya. Disamping minyak atau bahan solid lain, juga akan keluar beberapa padatan lainnya yang dapat langsung dipakai atau harus diproses lebih lanjut (Wahyono, dkk, 1995).

Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 15,34 persen pada tahun 2010 atau merupakan urutan kedua setelah Industri Pengolahan. Pada waktu kritis ekonomi, sektor pertanian merupakan sektor yang cukup kuat menghadapi goncangan ekonomi dan ternyata dapat didanalkan dalam pemulihan perekonomian nasional.
Salah satu sub sektor yang cukup besar potensinya adalah sub sektor perkebunan. Meskipun kontribusi sub sektor perkebunan terhadap pembentukan Produk Domesti Bruto belum terlalu besar yaitu sekitar 2,11 persen pada tahun 2010 atau merupakan urutan ketiga di sektor pertanian setelah sub sektor tanaman bahan makan dan perikanan, akan tetapi sub sektor ini merupakan penyedia bahan baku untuk sektor industri, penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa.

Kelapa sawit merukan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Kelapa sawit juga salah satu komoditi ekspor indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara sebuah minyak dan gas. Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar dunia. Selain peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar minyak sawit dan minyak inti sawit di dalam negeri masih cukup besar.

Tanaman kelapa sawit pertama kali ditemukan di negara Afrika Barat dan tanaman ini disebut sebagai tanaman tropikal. Selain di Afrika Barat tanaman kelapa sawit ini banyak juga di temukan di Afrika  Selatan serta negara-negara tetangga seperti Malaysia, Pantai Gading, Thailand, Papua Nugini, Brazilia dan juga negara-negara lainnya. Indonesia merupakan produsen terbesar kedua kelapa sawit setelah malaysia, diperkirakan pada tahun 2008 Indonesia merupakan produsen kelapa sawit di dunia ( Pahan, 2006).

Di Indonesia, perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit adalah PT Panca Putra Ganda Group yang berada di Sumatera Utara. Kemudian mengembangkan usahanya dengan membuka berbagai cabang, diantaranya PT Damai Jaya Lestari (DJL) yang terletak di Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan menggunakan lahan seluas ± 5.987,28 Ha. Selain membuka perkebunan, perusahaan juga mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit. Perusahaan ini hanya mengolah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit setengah jadi, yang kemudian dikirim kembali ke bebarapa daerah untuk diolah menjadi bahan siap pakai atau bahan jadi. Dengan berdirinya PT. DJL di Kecamatan Wiwirano membuka lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat sekitar. Selain itu, lahan-lahan tidur yang terdapat di tengah hutan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuka perusahaan kelapa sawit yang lebih berhasil guna dari sebelumnya.

PT. DJL terikat kontrak atau perjanjian dengan masyarakat pemilik lahan, yaitu dengan adanya sistem bagi hasil. Dimana sistem bagi sebesar 60 % : 40 %. Dimana 60 % untuk perusahaan dan 40 % untuk masyarkat pemilik lahan.  Sebelum didirikannya perusahaan di Konawe Utara, telah ada PT. DJL di wilayah Konawe dan Kolaka menggunakan lahan masyarakat yang belum termanfaatkan/lahan tidur. Dalam pengolahan CPO ini menghasilkan limbah, kuantitas limbah pabrik kelapa sawit (PKS) semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri kelapa sawit yang sedang terjadi. Limbah-limbah ini kemudian dimanfaatkan kembali, ada yang dapat langsung dimanfaatkan seperti tandak kosong kelapa sawit yang dijadikan mulsa dilahan perkebunan yang berfungsi sebagai penambah nutria tanah, tetapi ada juga yang harus mengalami pemprosesan untuk dapat digunakan kembali, misalnya limbah cair. Banyak aspek yang mendukung sehingga PT Damai Jaya Lestari terus berkembang sampai saat ini.

1.2.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :
1.      Untuk mengetahui gambaran umum PT Damai Jaya Lestari, Kecamatan Wiwirano,  Kabupaten Konawe Utara,  Provinsi  Sulawesi Tenggara.
2.      Untuk mengetahui bagaimana manajemen yang di lakukan oleh PT. Damai Jaya Lestari untuk memajukan perusahaanya
3.      Untuk mengetahui perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit yang di lakukan oleh PT. Damai Jaya Lestari.
4.      Untuk mengetahui tentang aspek ketenaga kerjaan yang ada di PT. Damai Jaya Lestari.
5.      Untuk mengetahui kelayakan usaha PT. Damai Jaya Lestari, Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
6.      Memberikan banyak manfaat bagi para pembacanya dan dapat  di jadikan bahan acuan jika data dalam laporan ini di perlukan dalam pembuatan laporan selanjutnya.   



























BAB II
GAMBARAN SEKILAS PERUSAHAAN
2.1.  Sejarah Perusahaan
PT. Damai Jaya Lestari di didirikan pada tanggal 07 Februari 2007 di, Kabupaten Konawe Utara, Kecamatan Wiwirano, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) setelah didirikan di Kolaka dan Konawe dalam memproduksi CPO. Luas areal yang ditanami kelapa sawit di Wiwirano cukup luas yaitu mencapai ± 6.005   Hektar.

Perusahaan swasta ini didirikan oleh pengusaha dari medan yaitu Bapak Sutan Raja Darianus Lungguk Sitorus, dan dipimpin oleh Ibu Wisnu Purba di daerah Konawe Utara Kecamatan Wiwirano. Perusahaan ini datang dan hadir di Konawe Utara adalah akibat terpanggil oleh aparat pemerintah yaitu Bapak Abu Hera dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh adat yang mendatangi pihak PT. Damai Jaya Lestari di kolaka, karena pertama melangkah ke Kolaka hingga perusahaan siap mengolah tanah milik masyarakat yang di Konawe Utara.

Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaa kelapa sawit yang bertempat di Sumatra Utara dengan nama perusahaan PT. Panca Putra Ganda Grup. PT Panca Putra Ganda Grup ini tidak hanya membuka perusahaan kelapa sawit saja tetapi juga membuka cabang perusahaan dalam bidang perhotelan, perkebunan kakao, BPR, posipah, dll. Kegiatan awal pendirian perusahaan PT. Damai Jaya Lestari dimulai dengan melakukan membawa senso, menumbang, memotong kayu, mencari kariawan , menanam, kemudian memupuk sampai 3 tahun. Kemudian perusahaan mengolah tanah milik masyarakat, jadi perusahaan hanya mengolah, isi tanah adalah milik masyarakat, perusahaan hanya bagi hasil. Berdasarkan MOU 40% dari hasil di serahkan ke pemilik tanah dan 60% dari hasil untuk perusahaan. Jadi luas tanaman atau luas konsesi yaitu 6.002,14 hektar tanah milik masyarakat yang diolah. Tetapi di dalamnya terdapat areal bangunan, areal fisik yang menjadi lahan-lahan untuk bangunan yaitu 18,86 ha, jadi luas yang dapat di tanam adalah 5.987,28 hektar. Populasi tanam awal 128 pohon per hektar, setelah dirawat, tetapi karena di lahan tersebut ada batu, dan tidak bagus karena ada batu sehingga sekarang populasi tanaman yang produktif 124 pohon per hektar atau sama dengan 92%, jadi 8% adalah tanaman tidak sehat atau tidak layak produksi.

Luas areal PKS adalah 48,61 hektar tanah milik perusahaan. Pertama perusahaan ini melakukan hidliring pada tahun 2005-2006, hingga bisa mulai tertanam pada September 2007, hingga selesai 2011 tapi hanya 72,71 karena ada pertambahan-pertambahan tanah yang di serahkan oleh masyarakat. Awal pemanenan Desember 2010, walaupun  produksinya masih kecil. Pada akhir 2014, masih mencapai 8 ton per hektar per tahun dan tahun 2015 tidak jauh beda akibat faktor ekonomi yang semua serba mahal, jadi perusahaan mengurangi aktivitas pemupukan, karena itu keterbatasan perusahaan dari pada perusahaan tidak bisa menyelamatkan tenaga kerja.


2.2 Susunan Organisasi
SUSUNAN ORGANISASI

Direktur

Pim-pro

Askep

Maskep

KTU

KA. Pers

ASST. Umum

AS. Tek

KA. Mekanikkk

KA. Pertukangan

KA.Pembukuan


Peg. Umum

Peg. Pers

Mandor

Karyawan
 



















Fungsi dan tugas dari struktur di atas adalah sebagai berikut:
1.      Di Rektur memiliki tugas antara lain menjalankan bisnis perusahaan, memimpin seluruh karyawan, menetapkan kebijakan-kebijakan perusahan, menetapkan dan merumuskan strategi bisnis perusahaan dan meningkatkan performance perusahaan.
2.      Pimpinan proyek (Pim-pro) memiliki tugas untuk mengawasi dan mengontrol kebun dan bertanggung jawab kapada Direktur atau Direksi perusahaan.
3.      Asisten Kepala/Manajer Kepala yaitu Bapak  membawahi 14 up deling yaitu mengawasi para assisten lapangan.
4.      Ka. Personalian betugas pada bidang sumberdaya manusia dan untuk perekkrutan tenaga kerja.
5.      Staf umum bertugas untuk pembangunan sekolah, perumahan, kebun, dan rumah ibadah dan pada PT. PJL staff umumnya.
6.      Asisten teknik secara langsung bertanggung jawab kepada asisten kepala dan pimpinan dan tugasnya membawahi bengkel, alat berat, dan sebagainya.
7.      Ka. Pembukuan mempunyai tugas untuk membuat laporan ke assisten kepala dan membuat laporan pertanggung jawaban kepada pimpinan proyek serta mengontrol dan mengawasi keluar masuknya keuangan. 
8.      Mandor bertugas untuk mengawasi para pekerja harian lapangan.
9.      KTU (Kepala Tata Usaha),Memegang laporan pembukuan.
10.  Asisten Umum, melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan umum khususnya pengerjaan lahan, atau dengan kata lain bertanggung jawab pada seluruh kegiatan umum.
11.  Staf Kemitraan, merekap seluruh hasil dari kebun masyarakat dan bertanggung  jawab terhadap pembagian hasil masyarakat.
12.   Asiten Lapangan, bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas dilapangan.
13.  Staf Umum, menangani perkebunan sekolah dan pengurusan rumah- rumah ibadah.
14.  Staf produksi, menangani pekerjaan yang berbau produksi yaitu mulai dari proses pengolahan sampai pada pengiriman.
15.  Kepala Pertukangan, bertanggung jawab dalam kegiatan perbaikan rumah karyawan dan infrastruktur lainnya.
16.  Kepala Unit Produksi, Mengontrol mutu atau kualitas produk yang dihasilkan.
17.  Krani, menghimpun administrasi atau biasa disebut sekertaris.
2.3 Komposisi Modal Perusahaan
Modal usaha yang digunakan PT. Damai Jaya Lestari untuk membangun perkebunan kelapa sawit di Konawe adalah modal pribadi , tidak ada pinjaman dari Bank maupun non Bank. Jadi, murni menggunakan modal dari Bapak Sutan Raja Darianus Lungguk Sitorus selaku Presiden Direktur yang memiliki modal tunggal. Sistem pembagian hasil yaitu 40:60, artinya 60 untuk perusahaan dari jumlah pendapatan 100% dibagi untuk perusahaan 60% dan untuk pemilik lahan 40% . Sehingga perusahaan ini dapat dikatan sebagai perusahaan keluarga. Modal tersebut berjumlah sekitar ± Rp. 500.000.000.000. Perusahaan ini disokong oleh perusahaan inti yang berada di Sumatra yaitu PT. Panca Putra Ganda Group yang bergerak di berbagai bidang antara lain bidanng Pendidikan, Perkebunan dan Perbankan.
2.4. Kontribusi PT Damai Jaya Lestari terhadap Pembangunan di Konawe Utara
Pada awalnya PT Damai Jaya Lestari mengalami berbagai masalah yang di hadapi dimulai dari Pemiskinan yang telah terjadi terhadap Pekerja Sawit dan Petani sekitar PT Damai Jaya Lestari (DJL) Di Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara. Akibat keterlibatan pemerintah dan investor sawit dalam memiskinkan rakyat sangat miris yang seharusnya mensejahterakan rakyat. Sehingga banyak yang di PHK para karyawan PT DJL akibat minimnya upah kerja yang didapat oleh para keryawan. Menurut salah satu Para Pekerja Sawit, Upah Rp. 60.000/hari berlangsung dengan baik pada tahun pertama pada tahun 2009 lalu. Tahun kedua, Tahun 2010 mulai terjadi pengurangan jam kerja dari 30 hari menjadi 24 hari. Tahun ketiga, Tahun 2011 hari kerja mulai dikurangi lagi dari 24 hari menjadi 13 hari, dan upah yang diterima hanya Rp. 780.000/bulan, biaya upah yang sangat rendah. Dan menyebabkan Para pekerja Sawit PT Damai Jaya Lestari (DJL) menginap di Aula Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tenggara. Para pekerja sawit itu tidak mempunyai tempat untuk menginap selama memperjuangkan hak-hak di Kota Kendari.

Di dalam sebuah artikel di Zonasultra.com mengatakan bahwa PT DJL Gunakan Pelabuhan Rakyat Tanpa Izin. Ini juga adalah permasalahan yang di hadapi oleh masyarakat sekitar akibat PT DJL yang menggunakan pelabuhan tanpa izin sehingga meresahkan para warga sekitar. Dan Ironisnya, pelabuhan yang digunakan oleh PT DJL itu adalah pelabuhan rakyat yang terletak di Kelurahan Molawe Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara. Ini bentuk bentuk pelanggaran yang dilakukan PT DJL dalam mengangkut hasil produksi sawitnya. Dalam proses pengangkutan barang oleh PT DJL hasil penelusuran LEMPETA-KONUT menemukan aktifitas kegiatan PT. DJL yang tengah sibuknya memobilisasi minyak CPO itu, di angkut dengan menggunakan roda empat ( Dum Truck ) dari areal lokasi perkebunan sawit ke tujuan pelabuhan yang selanjutnya akan dikapalkan dengan kapasitas kurang lebih 5.000 ton di Kapal Motor Timur Laut Mas 2 Jakarta.

Permasalahan-permasalahan diatas adalah pada masa dulu yang yang selalu dikecam oleh warga sekitar dengan keberadaan PT DJL di Kabupaten Konawe Utara Kecamatan Wiwirano. Tapi hari ini PT DJL telah banyak memberikan distribusi untuk Warga Konawe Utara, sebagaimana perkataan dari Kadis Pertanian dan Holtikultura Konawe Utara dengan keberadaan PT Damai Jaya Lestari ini telah banyak memberikan distribusi di antaranya :

1.         Pembangunan Sarana Prasarana

Dengan keberadaan PT Damai Jaya Lestari ini sangat memberikan nuansa baru untuk Kabupaten Konawe Utara Kecamatan Wiwirano. Artinya PT Damai Jaya Lestari telah membantu dalam pembangunan sarana prasarana yaitu jalan untuk tempat distribusi barang. Ketika belum ada perusahaan PT Damai Jaya Lestari jalan-jalan yang ada di Kabupaten Konawe Utara ini masih kita temukan jalan yang berlubang dan sempit sehingga untuk melewati jalan ini harus dengan ke hati-hatian. Akan tetapi setelah ada perusahaan PT Damai Jaya Lestari, jalan sudah terlihat tidak ada lagi yang berlubang.

2.      Perekonomian Masyarakat Sekitar

Distibusi PT Damai Jaya Lestari untuk masyarakat Kecamatan Wiwirano, sangat membantu salah satunya adalah pembukaan lapangan kerja. Sehingga masyarakat sekitar terbantu dan ada peningkatan ekonomi untuk mensejahtrakan keluarganya. Yang tadinya sulit untuk mencari lapangan pekerjaan akan tetapi dengan adanya PT Damai Jaya Lestari telah banyak membuka lapangan pekerjaan.






3.      Membayar Pajak

PT Damai Jaya Lestari sangat memperhatikan pembangunan dalam berbagai sektor, untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat Kabupaten Konawe Kecamatan Wiwirano. Salah satu langkah yang di ambil oleh PT Damai Jaya Lestari adalah dengan membayar pajak ke pemerintah. Membayar pajak sangat membantu dalam pembangunan daerah yang lebih baik lagi.

4.      Tentang Pendidikan

Salah satu keberhasilan dalam suatu daerahnya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusianya. PT Damai Jaya Lestari telah merencanakan sebuah pendidikan untuk mencerdaskan generasinya, sehingga apa yang dikatakan oleh Kadis Pertanian dan Hortikultura Konawe Utara dekat-dekat ini PT Damai Jaya Lestari akan membangun sebuah sekolah agar nantinya para anak karyawan akan sekolah langsung di sekolah tersebut. Dengan adanya sekolah ini akan lebih mempermudah para karyawan dalam mengontrol anak-anaknya dengan tidak susah payah lagi harus mengantar anaknya ke sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya.






























BAB III
ANALISA INVESTASI
3.1. Deskripsi Investasi dan Pembiayaan Perusahaan
Investasi pribadi yang di lakukan untuk membuka perusahaan di Desa Wiwirano, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Dimana perusahaan Damai Jaya Lestari ini merupakan pabrik ke sebelas yang dimiliki PT Panca Putra Ganda Group.

Dengan perjanjian-perjanjian tertentu yang tertera dalam MOU dan menyepakatinya dengan pihak perusahaan yaitu dengan sistem bagi hasil. Perusahaan bertanggung jawab membuka lahan, menanami lahan tersebut, memelihara tanaman, mengadakan pabrik, memanen, mengelola hasil dan para pemilik lahan mendapatkan 40% dari hasil perkebunan tentunya setelah dipotong biaya perawatan dan 60% untuk perusahaan. Biaya untuk mengelolah lahan awalnya sebesar Rp. 24.000.000/Ha. Perusahaan ini membagi hasil 40 :60, 60 untuk perusahan dan 40 untuk pemilik lahan, namun dari 40 tersebut pemilik lahan harus membayar 30 % untuk biaya investasi. Jadi 30 % inilah yang menjadi utang pemelik lahan dari modal investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya untuk mengelolah lahan awalnya sebesar Rp. 24.000.000/Ha tetapi sekarang sudah mencapai Rp. 28.000.000/Ha  yang kemudian dicicil kepada masyarakat selama 25 tahun dengan sistem pembagian hasil yakni 60% untuk perusahaan dan 40% untuk diberikan kepada masyarakat pemilik lahan, dimana perjanjian tersebut berlaku untuk 1 kali musim tanam. Selain itu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membuat pabrik sebesar Rp. 125. 000.000.000.

Saat panen nanti, akan dilakukan bagi hasil. Itu juga yang dilakukan di Kolaka, dimana panen yang berlangsung sejak Juli 2009 lalu, dan masyarakat sudah menikmati bagi hasil tersebut. Proses plasma ini modal yang digunakan awalnya Rp 24 juta per hektar lahan tetapi sekarang Rp.28 juta per hektar lahan. Anggaran tersebut nantinya yang harus dibayar antara pemilik lahan dan perusahaan. Setelah proses panen sudah maksimal, yaitu rata-rata 4 ton per hektar, pemilik lahan akan menyisakan hasilnya 30 persen untuk menyelesaikan investasi awal itu.
3.2. Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku yang berupa Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di pabrik pada awalnya selalu terpenuhi karena kebun kelapa sawit sudah siap untuk dipanen tiap harinya. Dimana 1 pabrik dapat melayani 12.000 Ha kelapa sawit dengan kapasitas kerja mesin selama 20 jam/hari. Untuk memenuhi kapasitas tersebut setiap pekerja mempunyai target 115 tandan-128 tandan / hari. Sehingga bahan baku kelapa sawit selalu tersedia setiap waktu. Tetapi pada saat sekarang ini produktivitas kebun kelapa sawit mulai mengalami penurunan. Sehingga bahan baku yang tersedia kadang tidak dapat memenuhi kebutuhan pabrik kelapa sawit untuk beproduksi secara continue dan akibatnya produksi agak tersendat. Namun ada beberapa kendala yang di akibatkan oleh keadaan letak geografis dari kebun kelapa sawit yang kemiringanya kadang sampai mencapai 450, sehingga para karyawan sangat susah untuk  memanen dan melakukan perawatan pohon-pohon kelapa sawit tersebut. Rotasi panen kelapa sawit yaitu 5 hari dalam 1 minggu atau 5/7, dimana panen puncak pada musim hujan, panen normal pada awal musim hujan, dan panen trek pada musim kemarau. Bahan baku yang dihasilkan oleh kebun sendiri ± 24 ton dari 120 ton TBS/hari dan 600 ton/hari yang merupakan tambahan buah dari masyarakat, itupun belum cukup karena potensi lahan yang masih kurang sehingga produksi belum maksimal. Meskipun kendalanya terkait lahan yang kurang, perusahaan tetap mempunyai target panen yaitu ½ semester artinya 1 – 6 adalah semester 1 ( 60% target ) dan 7 – 12 adalah semester 2 ( 40% dari target ).  Untuk wilayah Sulawesi Tenggara masih membutuhkan pasokan bahan baku 200 ton lagi, karena pabrik hanya menghasilkan rata-rata 100-200 ton.
3.3. Aspek Produksi dan Harga Produk
PT. Damai Jaya Lestari (DJL) di Sulawesi Tenggara merupakan Perusahaan yang sejak tahun 2007 eksis di Bumi Anoa membuka perkebunan kelapa sawit di Konawe Utara Kecamatan Wiwirano. Pada Saat ini di Konawe Utara sudah  panen dan telah diproduksi menjadi Crude Palm Oil (CPO) alias minyak kelapa sawit, lalu bahan baku yang tersedia untuk menghasilkan CPO dan inti sawit dengan kapasitas produksi 24 ton/Ha/hari tetapi tergantung iklim. Pabrik melakukan produksi setiap hari terkecuali hari minggu. Tetapi untuk produksi itu sendiri juga dipengaruhi oleh jenis lahan atau potensi lahan yang ada, dimana daerah Sulawesi Tenggara merupakan lahan kelas III, setelah Jawa dan Sumatera Utara. Harga CPO dipengaruhi oleh harga dollar, sehingga dapat dikatakan harga selalu berfluktuasi, sehingga jika harga turun CPO tersebut disimpan digudang penimbunan sampai harga kembali stabil. Contoh pada tahun 2009-2010 di Sumatera Utara harga kelapa sawit hanya Rp. 350/kg. Saat ini untuk harga CPO sebesar Rp. 260/kg, mengalami penurunan yang cukup drastis akibat kurangnya pemasok bahan baku untuk memprosuksi CPO.
Produksi CPO (Crude Palm Oil) merupakan jumlah hasil akhir yang diperoleh dari kombinasi penggunaan input dalam proses produksi yang dinyatakan dalam kilogram (kg). selain itu, produksi CPO merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan keuntungan PT. Damai Jaya Lestari (DJL) dengan cara mengubah bentuk, dan memasarkan. Produksi yangmeningkat tanpa didukung dengan harga yang tinggi, maka tidak akan memberikan keuntungan yang cukup besar bagi PT. Damai Jaya Lestari (DJL). Produksi CPO yang baik memiliki asam lemak besar yakni 15%, hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor, salah satu factor yang mempengaruhi diantaranya adalah cara panen kelapa sawit yang baik dan benar.
1.      Produksi CPO (Crude Palm Oil) PT. Damai Jaya Lestari Tahun 2011
No
Bulan
Jumlah (Kg)
HargaSatuan
(Rp/Kg)
Nilai Total (Rp)
1
Januari
1,282,500
7,000
8,977,500,000
2
Februari
1,525,023
7,000
10,675,161,000
3
Maret
1,750,025
7,000
12,250,175,000
4
April
2,332,802
7,000
16,329,614,000
5
Mei
2,215,440
7,000
15,508,080,000
6
Juni
1,623,242
7,000
11,362,694,000
7
Juli
1,703,258
7,000
11,922,806,000
8
Agustus
1,279,466
7,000
8,956,262,000
9
September
2,765,175
7,000
19,356,225,000
10
Oktober
2,896,419
7,000
20,274,933,000
11
November
2,524,267
7,000
17,669,869,000
12
Desember
2,792,966
7,000
19,550,762,000
Jumlah
24,690,583
172,834,081,000

2.      Produksi CPO (Crude Palm Oil) PT. Damai Jaya Lestari Tahun 2012
No
Bulan
Jumlah (Kg)
HargaSatuan
(Rp/Kg)
Nilai Total (Rp)
1
Januari
1,785,126
7,000
12,495,882,000
2
Februari
2,036,925
7,000
14,258,475,000
3
Maret
2,302,195
7,000
16,115,365,000
4
April
2,419,768
7,000
16,938,376,000
5
Mei
2,516,993
7,000
17,618,951,000
6
Juni
2,104,070
7,000
14,728,490,000
7
Juli
2,029,072
6,500
13,188,968,000
8
Agustus
1,766,394
6,500
11,481,561,000
9
September
2,789,472
6,500
18,131,568,000
10
Oktober
3,091,669
6,500
20,095,848,500
11
November
2,842,636
6,500
18,477,134,000
12
Desember
2,778,195
6,500
18,058,267,500
Jumlah
28,462,515
191,588,886,000

3.      Produksi CPO (Crude Palm Oil) PT. Damai Jaya Lestari Tahun 2013
No
Bulan
Jumlah (Kg)
HargaSatuan
(Rp/Kg)
Nilai Total (Rp)
1
Januari
2,294,790
6,500
14,916,135,000
2
Februari
2,531,520
6,500
16,454,880,000
3
Maret
2,567,470
6,500
16,688,555,000
4
April
2,828,423
7,000
19,798,961,000
5
Mei
3,061,303
7,000
21,429,121,000
6
Juni
1,577,870
7,000
11,045,090,000
7
Juli
1,697,775
7,000
11,884,425,000
8
Agustus
2,279,389
7,000
15,955,723,000
9
September
3,374,052
7,000
23,618,364,000
10
Oktober
3,554,234
7,000
24,879,638,000
11
November
3,036,845
7,000
21,257,915,000
12
Desember
4,371,427
7,000
30,599,989,000
Jumlah
33,175,098
228,528,796,000

4.      Produksi CPO (Crude Palm Oil) PT. Damai Jaya Lestari Tahun 2014
No
Bulan
Jumlah (Kg)
HargaSatuan
(Rp/Kg)
Nilai Total (Rp)
1
Januari
6,673,366
7,000
46,713,562,000
2
Februari
1,489,009
7,000
10,423,063,000
3
Maret
1,777,688
7,000
12,443,816,000
4
April
1,471,508
7,000
10,300,556,000
5
Mei
1,501,667
7,000
10,511,669,000
6
Juni
1,000,068
7,000
7,000,476,000
7
Juli
2,146,846
7,000
15,027,922,000
8
Agustus
2,295,022
7,000
16,065,154,000
9
September
4,314,392
7,000
30,200,744,000
10
Oktober
4,948,743
7,000
34,641,201,000
11
November
5,354,103
7,000
37,478,721,000
12
Desember
4,000,110
7,000
28,000,770,000
Jumlah
36,972,522
258,807,654,000

Mengenai produksi CPO (Crude Palm Oil) yang diperoleh PT. Damai Jaya Lestari pada tahun 2011-2014 dapat dilihat pada table
Tabel. Produksi CPO PT. Damai Jaya Lestari di Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara Tahun 2011-2014
No
Tahun
Jumlah (Kg)
1
2011
24.690.581
2
2012
28.462.513
3
2013
33.175.096
4
2014
36.972.522
Berdasarkan table diatas menunjukkan total produksi CPO (Crude Palm Oil) PT.Damai Jaya Lestari (DJL) pada tahun 2014 sebesar 36.972.522 Kg. Semakin banyak produksi CPO yang dihasilkan, maka penerimaan yang diperoleh perusahaan akan semkin tinggi. (asumsi : harga CPO tetap). Dengan penerimaan yang tinggi maka diharapkan mampu menutupi semua biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dari usaha membudidayakan tanaman kelapa sawit.

3.4. Pemasaran dan Peramalan Produk
Setelah tanaman kelapa sawit tersebut dipanen dari lapangan kemudian buah dari kelapa sawit langsung dibawah ke pabrik dan diolah dalam bentuk minyak setengah jadi atau CPO. Penjualan dilakukan dengan mempromosikan kepada orang –orang yang berminat atau exportir berdasarkan tender atau kontrak. Bagi yang menang tender diantara exportir yang ditawarkan, disitulah perusahaan akan jual. Kemudian syarat penjualan dari hasil produksi yaitu mempertahankan kualitas, baik dari kecemerlangan warna hingga kadar airnya. Jadi tidak hanya kuantitasnya, namun kualitas dan kuantitas harus seimbang.

Distribusi minyak kelapa sawit masih domestik atau dalam negeri, dan pengirimannya harus konsisten. Apabila pengiriman terlambat dari perjanjian, akan dikenai denda. Sehingga pada pengiriman harus mempunyai program yang jelas dan tidak boleh menunda waktu. Sistem pemasarannya di pelabuhan dan ada tempat penampungan di pelabuhan tersebut, semakin cepat hasil produksi itu dimuat akan semakin tinggi harga penjualan.

Kemudian di distribusikan ke sejumlah daerah di Surabaya, Belitung, dan Sumatra untuk Pasaran CPO dalam Negeri yaitu Dumai (Pekanbaru) dan juga hasil CPO dikirimkan ke kota-kota besar yang lain seperti Surabaya, Medan dan daerah lain di Jawa. CPO itu sendiri merupakan bahan baku dari pembuatan sabun, obat-obatan, kosmetik dan lain sebagainya. Sedangkan cernel merupakan bahan baku untuk minyak goreng, kosmetik dan lain sebagainya.

3.5. Evaluasi Kelayakan Usaha

Evaluasi kelayakan usaha PT. Damai Jaya Lestari dengan menggunakan analisis NPV. NPV (Net PresentValue) merupakan selisih antara nilai sekarang (present value benefit) dan nilai biaya sekarang (present value cost) selama umur proyek dengan tingkat bunga tertentu.
dimana:
Bt        = Manfaat proyek pada tahun t
Ct        = Biaya proyek pada tahun t
n          = Umur ekonomis proyek
i           = Tingkat bunga
t           = Tahun
Dari perhitungan tersebut, apabila diperoleh:
·         NPV > 0, maka proyek layakditeruskan
·         NPV < 0, maka proyek tak layakditeruskan
·         NPV = 0, maka proyek akan mengembalikan tepat sebesar tingkatbunga yang sedang berlaku.
Tingkat bunga berkisar antara 6,1 - 6,5% (untuk bunga yang dipakai adalah rata-ratanya yaitu 6,3%). Besaran TBS yang diproduksi adalah sebanyak 83.329.283 kg dan akan menghasilkan minyak CPO sebanyak 18.537.325 kg. Harga pada tahun 2012 berkisar antara 8.000 - 9.000/kg, sehingga diambil rata-rata Rp.6.500/kg untuk analisis.
Bt        = 18.537.325 kg x Rp.8.500/kg
= Rp157.567.262.500,00
Ct        =Rp5.294.821.507,46
                                             
Karena NPV >0, maka usaha ini  layak untuk diteruskan.

(Sumber data produksi dari kakak senior angkatan 2014, waktu berkunjung ke PT Damai Jaya Lestari)
BAB IV
HASIL KEGIATAN LAPANGAN



















4.1.  Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Konawe Utara

Pengembangan perkebunan kelapa sawit mendapat prioritas utama Pemerintah Kabupaten Konawe Utara karena upaya memperkuat basis perekonomian daerah melalui ijin lahan perkebunan, bagi hasil dan pemberdayaan warga lokal sebagai buruh perkebunan. Amat disayangkan, pemerintah lebih memilih jalan pintas dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi ketimbang melakukan upaya-upaya visioner perbaikan ekonomi dengan memelihara keberlangsungan sumberdaya alam.

Perkebunan kelapa sawit lebih baik dilakukan di areal hutan yang sudah rusak akibat kebakaran atau illegal logging. Akan tetapi faktanya pembukaan perkebunan sawit selama ini dilakukan pada areal hutan alam. Awalnya, sejumlah pihak mencurigai pengambilan kayu dari hutan yang dikonversi sebagai motif utama konversi hutan untuk sawit. Pembukaan areal perkebunan sawit selama ini hanya melihat sisi ekonomi serta keuntungannya saja, tidak pernah dipikirkan dampaknya di masa mendatang bagi kelangsungan biodiversitas serta kehidupan.

Keuntungan ekonomi yang dihasilkan dari investasi perkebunan sawit tidak setimpal jika dibandingkan dengan kerugian. Akibatnya, menggerus luasan hutan alam yang selama ini menjadi penyangga ekosistim alam dan iklim secara global juga mengancam katahanan pangan bangsa ini. Di tengah upaya keras bangsa ini untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan, sejumlah areal pertanian tanaman pangan mengalami kerusakan serius akibat dari kehancuran ekosistim hutan, bahkan sejumlah areal produksi tanaman pangan dikonversi menjadi areal perkebunan sawit.

Selain kerusakan lingkungan, investasi perkebunan kelapa sawit juga mengancam keberadaan masyarakat adat beserta hak-hak tradisionalnya . Secara umum diskriminasi terhadap masyarakat adat sangat jamak terjadi dalam pengelolaan sumber daya hutan dan lahan hutan di Indonesia. Seringkali  hutan lindung, hutan konservasi dan kawasan tambang ditetapkan oleh pemerintah sendiri tanpa melibatkan komunitas masyarakat adat. Padahal, masyarakat adat telah menempati, memanfaatkan, dan bergantung pada hutan serta sumber daya alam tersebut sejak dahulu kala.

PT. Damai Jaya Lestari di didirikan pada tanggal 07 Februari 2007 di Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) setelah didirikan Konawe dalam memproduksi CPO. Luas areal yang ditanami kelapa sawit di Wiwirano cukup luas yaitu mencapai ±6.005   Hektar.

4.2. Luas Areal pada Perusahaan PT Damai Jaya Lestari

Luas areal PKS adalah 48,61 hektar tanah milik perusahaan. Pertama perusahaan ini melakukan hidliring pada tahun 2005-2006, hingga bisa mulai tertanam pada September 2007, hingga selesai 2011 tapi hanya 72,71 karena ada pertambahan-pertambahan tanah yang di serahkan oleh masyarakat. Awal pemanenan Desember 2010, walaupun  produksinya masih kecil. Pada akhir 2014, masih mencapai 8 ton per hektar per tahun dan tahun 2015 tidak jauh beda akibat faktor ekonomi yang semua serba mahal, jadi perusahaan mengurangi aktivitas pemupukan, karena itu keterbatasan perusahaan dari pada perusahaan tidak bisa menyelamatkan tenaga kerja.

4.3.  Deskripsi Perkebunan Sawit di PT Damai Jaya Lestari















Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Lahan yang digunakan untuk membuka perkebunan kelapa sawit yang berada di Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara adalah lahan yang diberikan pemerintah dan sebagian lainnya adalah lahan tidur dari masyarakat sekitar. PT. Damai Jaya Lesatari mengelolah lahan tersebut untuk dijadikan kebun kelapa sawit dengan sistem bagi hasil. Luas tanaman / konsesi ±6.002,14 ha lahan masyarakat yang dikelola tetapi didalamnya terdapat bangunan seluas 18,86 ha. Jadi luas lahan yang digunakan ±5.987,28 ha, populasi penanaman awal adalah 128 pohon/ha dan setelah melakukan pemeliharaan, dimana kondisi tanah yang sebagian berbatu sehingga populasi tanaman yang produktif hanya 124 pohon/ha atau 92%. Jadi, 8% adalah tanaman kurang sehat dan tidak layak produksi.

Di kebun desa Benua adalah salah satu abdeling dari yang ada di kebun wiwirano. Jadi 6002 hektar itu di bagi atau di abdeling sebanyak 10 unit abdeling dan ada luasan yang sudah di bagi dalam 1 unit tersebut. Luas areal PKS adalah 48,61 hektar tanah milik perusahaan. Pertama perusahaan ini melakukan hidliring pada tahun 2005-2006, hingga mulai menanam pada September 2007, hingga selesai 2011, tapi hanya 72,71 hektar, karena ada pertambahan-pertambahan tanah yang di serahkan oleh masyarakat. Awal pemanenan Desember 2010, sudah memanen walaupun masih produktif masih kecil. Pada akhir 2014, masih mencapai 8 ton per hektar per tahun dan tahun 2015 tidak jauh beda.

4.4. Jenis-jenis Kelapa Sawit di PT Damai Jaya Lestari
Di lahan seluas 11.548 Ha ditanami  kelapa sawit yang terdiri dari 14 devisi dan setiap abdeling memilki luasan ± 750 – 900 Ha. Jenis kelapa sawit yang ditanam adalah varietas Tenera yaitu hasil persilangan dari varieta. Dura >< Pisifera. Kedua varietas tersebut masing-masing memilki sifat unggul, dimana sifat unggul varietas Dura adalah memiliki daging buah yang tebal dan inti kecil sedangkan sifat unggul varietas pisisfera memiliki sifat unggul daging buah tipis dan inti tetal, sehingga kedua varietas tersebut saling menutupi kekurangan masing-masing. Kecambah atau bibit tersebut diperoleh dari unit penelitian yang ada di Sumatera Utara yaitu Lonsum (London sumatera), Socofindo dan Marihat. PT damai Jaya Lestari selalu mengambil kecambah dari Marihat dengan harga Rp. 12.000/kecambah.

4.5. Pembibitan Kelapa Sawit

Pembibitan tersebut dilakukan selama 12 bulan yaitu pembibitan awal selama 0 – 4 bulan dan pembibitan lanjutan selama 4 – 12 bulan yang kemudian siap untuk ditanam di lapangan dengan jarak tanam timur barat 8,22 m dan utara selatan 9,5 m. Tanaman kelapa sawit juga diserang oleh serangga seperti kumbang kelapa yang menyerang pada awal musim tanam dan untuk pengendalian hama-hama tersebut dilakukan 2X setahun dan melakukan pemupukan sebanyak 3X/tahun dan pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea, fosfor, KCL, boraks dan lain sebagainya. Khususnya boraks berfungsi untuk menunjang pertumbuhan bunga. Setelah berumur 3,4 tahun kelapa sawit tersebut mulai berbuah. Tanaman kelapa sawit PT DJL dimulai pada atahun 2006 dan 2007 dengan 60 item objek. Pemanenan pertama dilakukan pada tahun 2009.

Kelapa sawit memiliki kategori buah di antaranya yaitu:
1.        Buah sangat mentah
2.        Buah mentah
3.        Buah kurang matang
4.        Buah matang
5.        Buah lewat matang 1
6.        Buah lewat matang 2
7.        Buah busuk


4.6. Fasilitas yang di Berikan oleh PT Damai Jaya Lestari pada Karyawan Pekerja Kelapa Sawit
Untuk karyawan disediakan basecamp untuk tempat tinggal dan keluarga jika telah memiliki istri. Fasilitas yang diberikan berupa air, listrik, rumah, rumah ibadah, dan pekerja pun tidak terlalu dibebankan. Setipa hari jam kerja mulai pukul 07:00 sampai 15:00 dengan 2 kali istirahat. Pekerja di perusahaan ini terdapat 2 versi, ada yang 7 jam bekerja dan memaki basis (borongan)/ memakai target. Walaupun hanya 3 atau 4 jam bekerja tapi targetnya telah tercapai, maka pekerja diperbolehkan pulang. Namun kalau masih bekerja over time (lembur), diperbolehkan juga. Jadi semua memiliki norma dan indeks.

Adapun hubungan kerjasama atau interaksi antar karyawan atau para pekerja dalam struktur perusahaan yaitu dengan pola dua arah dimana bawahan harus mengenal atasan dan atasan pula harus mengenal bawahannya dalam artian para pekerja di sini saling mengenal. Jadi tenaga kerja yang diterima oleh perusahaan yaitu suku bugis, suku tolaki, bali, jawa dan sudah membaur satu sama lain.
























BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Perusahaan Damai Jaya Lesatari didirikan pada 07 Februari 2007 yang bertempat di Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan yang digunakan ±6.005 Ha. Lahan yang digunakan untuk menanam kelapa sawit tersebut adalah sebagian diberikan oleh pemerintah dan sebagian besar lainnya merupakan lahan warga yang belum termanfaatkan/lahan tidur warga. Lahan tersebut digunakan oleh perusahaan dengan sistem bagi hasil yaitu 60%:40%, dimana 60% untuk perusahaan dan 40% untuk masyarakat. Dari 40% diberikan lagi 30% kepada perusahaan sebagai bentuk cicilan untuk mengganti modal investasi lahan.

Dalam pengolahan kelapa sawit ternyata dapat menghasilkan berbagai macam produk tidak hanya di olah menjadi CPO saja, tetapi dapat juga berupa biji inti sawit yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk industri. PT. DJL memperkerjakan 110/hari baik warga pemilik lahan dan warga lokal, maupun pendatang dari Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Perkebunan ini dipastikan akan terus membutuhkan tenaga kerja, pasalnya proses panen tidak bisa dilakukan bila bukan tenaga manual.















DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perkebunan Dati I Provinsi Sulawesi Tenggara. 1992. Budi Daya Kelapa Sawit. Jayapura: Balai Informasi Irian jaya
Fibrian, Deva Chandra dkk. Sistem Penunjang Keputusan Untuk Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit. Fakultas Teknologi Pertanian,IPB

Weston F., Brigham E.F., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 2.
           Jakarta : Erlangga, 1994.

sultra.antaranews.com/berita/263802/perusahaan-sawit-janjikan-mou-dengan-petani-plasma.



Makalah Manajemen Proyek Agribisnis PT. Damai Jaya Lestari

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS Laporan Praktek Lapang Di PT . D AMAI J AYA L ESTARI Oleh :                 ERIANTO   ...